Apa itu ‘Free Play’?
Bermain bebas untuk asah kreativitas anak

Ada banyak hal yang terkait dengan masa kanak-kanak seperti bermain, tetapi banyak anak tidak mendapatkan waktu bermain yang cukup.
Padahal masa kanak-kanak adalah saat-saat ketika anak-anak perlu menggunakan imajinasi atau menikmati aktivitas fisik daripada dilatih dalam tim atau menonton hiburan elektronik.

Pakar pendidikan dan perkembangan anak Syeda Sazia Zaman dan Ferdousi Khanom dari BRAC Institute of Educational Development di BRAC University
berbicara tentang bagaimana orang tua dapat mendorong permainan bebas (Free Play) pada anak-anak – dan mengapa mereka harus melakukannya.

“Bermain adalah inti dari perkembangan anak,” Zaman menjelaskan.
Anak-anak mengalami dan belajar tentang dunia mereka melalui bermain: mereka menjelajahi lingkungan mereka, mengekspresikan emosi dan membangun kosa kata melalui momen-momen menyenangkan.
“Bermain adalah hal alami bagi anak-anak di seluruh dunia,” tambah Khanom. “Ini adalah alat yang sangat penting untuk perkembangan kognitif, fisik, sosial dan emosional anak-anak dan juga imajinasi dan kreativitas mereka.”
Bahkan bermain telah diakui oleh PBB sebagai hak dasar setiap anak.

 

Apa itu Free Play?

Bermain bebas (free play) adalah ketika anak-anak memiliki kebebasan penuh untuk bermain dengan cara apa pun yang mereka inginkan.
“Mereka dapat memilih segalanya – mereka memiliki kebebasan untuk memilih materi permainan, bidang minat, dan bahkan plot mereka,” jelas Zaman.
Selama waktu bermain bebas, anak-anak dapat mengekspresikan diri mereka dengan cara yang mereka pilih tergantung pada hari, waktu dan situasi mereka berada.
“Kesempatan seperti ini sangat penting bagi anak-anak,” kata Khanom.

Setiap anak adalah unik dan memiliki cara yang berbeda untuk mengekspresikan dirinya.
“Anda mungkin memiliki anak yang ingin menggambar, tetapi anak lain ingin bermain sendiri dengan teka-teki.
Setiap anak memiliki cara berbeda untuk mengekspresikan kreativitasnya,” jelas Khanom.

 

Bagaimana permainan bebas bermanfaat bagi anak-anak?

“Kadang-kadang bagus untuk anak-anak bermain sendiri atau mandiri karena mereka bisa lebih kreatif saat bermain sendiri,” kata Khanom.
Ketika seorang anak bermain sendiri, mereka melibatkan diri mereka sendiri, menggunakan imajinasi dan “sejak kecil mereka mandiri,” kata Zaman.
Membangun kemandirian di usia muda bermanfaat di kemudian hari.

Bermain bebas juga penting untuk mempelajari keterampilan pemecahan masalah.
“Mereka dapat mencoba memecahkan masalah atau menemukan solusi sendiri saat bermain.
Mereka perlu mengekspresikan cara berpikir mereka sendiri.
Keterampilan itu berkembang ketika seorang anak bermain secara mandiri,” jelas Khanom.

Dalam laporan khusus tentang permainan, American Academy of Pediatrics (AAP) menguraikan sejumlah manfaat dari Free Play, termasuk:

1. Memungkinkan anak-anak untuk menggunakan kreativitas mereka dan mengembangkan imajinasi mereka dan kekuatan lainnya
2. Mendorong anak-anak untuk berinteraksi dan menjelajahi dunia di sekitar mereka
3. Membantu anak menyesuaikan diri dengan sekolah dan meningkatkan kesiapan belajar, perilaku belajar, dan keterampilan memecahkan masalah
4. Membantu anak-anak belajar dan berlatih pengaturan diri
5. Membantu anak-anak membangun keterampilan pengambilan keputusan
6. Mengajarkan anak-anak untuk bekerja dalam kelompok sehingga mereka belajar untuk berbagi dan menyelesaikan konflik.

Tetapi dengan semua kegiatan terstruktur dan kehidupan yang terjadwal dengan ketat yang sering dijalani anak-anak akhir-akhir ini, beberapa bahkan tidak punya waktu untuk sekadar bermain.
Bahkan ketika diberi waktu untuk bermain, mereka mungkin terlalu lelah setelah berpartisipasi dalam terlalu banyak kegiatan terorganisir.

Ada sejumlah faktor yang menyebabkan penurunan waktu bermain bebas, termasuk penekanan yang besar pada bidang akademis, orang tua yang bekerja dengan sedikit waktu luang untuk merawat anak-anak,
lebih banyak screentime, lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk bermain di luar ruangan, lingkungan bermain, dan akses terbatas ke ruang bermain di luar ruangan.

Penurunan waktu bermain juga telah menyebabkan konsekuensi negatif yang bertahan lama.
Kurangnya bermain mempengaruhi perkembangan emosional, yang menyebabkan munculnya kecemasan, depresi, dan masalah perhatian dan pengendalian diri.
Anak-anak belajar bagaimana mengatur rasa takut, marah, dan emosi lainnya saat bermain.
Bermain mengajarkan mereka bagaimana mempertahankan kontrol emosional dalam situasi mengancam di kehidupan nyata, yang semuanya seakan menjadi kekuatan penyeimbang yang kuat untuk impulsif, hiperaktif, dan kurangnya kontrol emosional yang menjadi ciri ADHD.

Contoh Free Play

Permainan bebas sejatinya melibatkan segala jenis aktivitas tidak terstruktur yang mendorong anak-anak untuk menggunakan imajinasi mereka, seperti bermain dengan balok, boneka, dan mobil mainan.
Tentu tidak termasuk bermain dengan mainan elektronik dan gawai atau smartphone.

Sekelompok anak-anak bermain sepak bola di halaman belakang bersama (dibandingkan bermain dalam tim dengan pelatih) akan menjadi contoh lain dari Free Play.
Jenis permainan bebas aktif ini juga merupakan cara yang baik untuk membantu anak-anak memenuhi kebutuhan aktivitas fisik harian mereka.

Contoh lainnya meliputi:

1. Menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan merekatkan dengan perlengkapan seni
2. Bermain pura-pura (Role Play)
3. Bermain di taman bermain, memanjat, berayun, berlarian
4. Membaca dan melihat buku yang mereka sukai, bukan sebagai bagian dari pekerjaan rumah atau belajar

Jika Parents hanya mengandalkan jam istirahat sekolah untuk memberi anak dosis Free Play yang sehat, Parents mungkin ingin memikirkan kembali keputusan itu.

 

Bagaimana orang tua dapat mendukung Free Play?

Meskipun bermain bebas adalah tentang kemandirian, orang tua dapat mendukung dan mendorong anak-anak mereka untuk mendapatkan pengalaman belajar yang menyenangkan dan menyenangkan.

1. Pastikan anak memiliki ruang yang aman untuk bermain.
Saat bermain dengan bebas, anak-anak harus memiliki kesempatan untuk mengeksplorasi dan melakukan banyak hal sendiri untuk membangun kepercayaan diri dan kemandirian.
Namun, penting untuk memastikan bahwa anak memiliki lingkungan yang aman untuk melakukan ini.
Bersihkan area bermain dari segala potensi bahaya dan periksa sepanjang waktu bermain untuk memastikan si kecil bermain dengan aman.

2. Dengarkan anak Parents.
Tanyakan kepada mereka, “Apa yang ingin kamu lakukan hari ini?”
Dari cara mereka merespons, bantu ciptakan lingkungan tempat mereka dapat mengeksplorasi minat mereka.
Misalnya, jika mereka ingin bermain membangun rumah mainan, Parents bisa memberikan dukungan dengan menyediakan bahan dan tempat yang aman untuk bekerja.
Pikirkan tentang bahan-bahan yang akan dibutuhkan anak dan kemudian cari di sekeliling rumah untuk melihat apa yang tersedia. Jangan takut untuk berkreasi!
Misalnya, jika anak ingin merangkai puzzle dan orang tua tidak memilikinya di rumah, gunakan gambar atau kalender dan potong menjadi beberapa bagian untuk mereka kumpulkan.

3. Berikan beberapa petunjuk dan bantuan kecil seperlunya.
Ketika anak menghadapi masalah, orang tua dapat membantu membimbing mereka menuju solusi dengan bertanya “Apa yang ingin kamu lakukan? Bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah ini?”
Seperti yang Zaman jelaskan,
“Orang dewasa seharusnya tidak melakukan segalanya untuk anak.
Kita hanya perlu memberikan beberapa petunjuk atau dukungan di mana anak-anak dapat berpikir untuk diri mereka sendiri dan melakukan sesuatu untuk diri mereka sendiri.”

4. Jadikan Free Play sebagai kegiatan untuk bonding.
Hanya karena anak bermain sendiri bukan berarti Parents tidak bisa bergabung!
Jika anak ingin bermain dengan Parents saat sedangsibuk bekerja, cobalah berbicara dengan mereka tentang sesuatu yang dapat mereka lakukan sendiri, dan setelah selesai bekerja, Parents dapat bermain bersama.
Khanom sering mengambil pendekatan ini dengan putrinya sendiri:
“Saya akan bertanya padanya ‘bisakah kamu menulis cerita?
Saya tahu dia belum menulis dengan benar tetapi apa pun yang dia tulis itu tidak masalah.
Kemudian dia akan membacakannya untukku.”
Dengan mengambil pendekatan ini, Parents dapat membantu melibatkan anak dalam berbagai aktivitas di mana mereka dapat bermain secara mandiri.

Sejak usia berapa orang tua harus memperkenalkan Free Play?

Bermain bebas menciptakan kesempatan bagi anak-anak untuk menjelajahi dunia mereka dengan cara mereka sendiri dan membantu menumbuhkan kreativitas dan menggunakan imajinasi mereka, jadi Khanom dan Zaman merekomendasikan untuk memulainya sejak usia dini.
Orang tua harus mendorong balita dan anak prasekolah untuk terlibat dalam permainan bebas secara teratur, tetapi dengan pengawasan bahkan dapat diperkenalkan kepada bayi 6 bulan.

sumber: verywell & UNICEF