Bermain Video Game Banyak Manfaatnya Juga, Lho!

Video game sesuai usia yang dimainkan dalam jumlah sedang dapat membantu anak-anak berkembang secara pendidikan, sosial, dan fisik.

Apa keuntungan bermain video game?

Sebagai orang tua, kita cenderung lebih fokus pada potensi bahaya daripada manfaat video game.
Tetapi karena permainan ini adalah bagian normal dari masa kanak-kanak modern, ada baiknya mengetahui bahwa video game dapat menjadi alat yang ampuh untuk membantu anak-anak mengembangkan keterampilan hidup tertentu.
Memahami manfaat dapat membantu orang tua memilih permainan yang tepat.

Berdasarkan penelitian “Children’s Motivations for Video Game Play in the Context of Normal Development,” di Review of General Psychology,
ada sembilan alasan mengapa video game dapat bermanfaat bagi pertumbuhan dan pendidikan anak Parents.

 

1. Video Game Dapat Mengajarkan Keterampilan Problem-Solving

Video game dapat membantu perkembangan otak anak.
Inti dari setiap video game adalah tantangan.
Misalnya, ketika anak bermain game Legend of Zelda, dia harus mencari, bernegosiasi, merencanakan, dan mencoba berbagai pendekatan untuk maju.
Banyak game lainnya — dari teka-teki dan misteri, hingga mengelola kota atau kerajaan virtual — menawarkan anak-anak kesempatan untuk menghadapi masalah dan bekerja untuk menemukan solusi.

Selain itu, “moding” atau proses di mana pemain mengubah penampilan karakter mereka dan mengembangkan level permainan baru,
juga memungkinkan ekspresi diri yang kreatif, pemahaman yang mendalam tentang aturan dan struktur permainan, dan cara baru untuk menonjolkan kepribadian dan minat.
Jadi, meskipun video game tidak diberi label “edukatif”, mereka tetap dapat membantu anak-anak belajar membuat keputusan, menggunakan strategi, mengantisipasi konsekuensi, dan mengekspresikan kepribadian mereka.

 

2. Video Game Dapat Menginspirasi Ketertarikan pada Sejarah dan Budaya

Konten video game tertentu dapat mendorong anak-anak untuk membaca dan meneliti.
Misalnya, video game seperti Age of Mythology, Civilization, dan Age of Empires dapat memicu minat anak pada sejarah dunia, geografi, budaya kuno, dan hubungan internasional, apalagi jika orang tua mendukung.

Mengutip peneliti David Shaffer dan James Gee:
“Ketika anak-anak memiliki orang tua yang membantu mengubah Age of Mythology menjadi sebuah sumber keahlian,
menyertainya dengan buku-buku, situs internet, museum, dan media tentang mitologi, budaya dan geografi,
anak-anak dapat belajar tentang bahasa, konten dan koneksi kompleks yang berfungsi sebagai persiapan untuk pembelajaran masa depan yang sangat lebih rumit dan mendalam.”

Terlebih lagi, permainan ini sering memungkinkan anak-anak untuk merancang dan bertukar peta atau konten khusus lainnya,
membantu mereka memperoleh keterampilan kreatif dan teknis sambil bersenang-senang.

 

3. Video Game Dapat Membantu Anak Berteman
Beberapa anak mengalami kesulitan menyesuaikan diri dan berteman dalam kehidupan nyata.
Video game dapat menjadi tempat perlindungan bagi mereka untuk menemukan orang-orang untuk terhubung dengan cara yang positif.

Video game juga memberi anak-anak sesuatu untuk dibicarakan di sekolah.
Saat ini, permainan adalah topik pembicaraan utama untuk anak-anak, seperti halnya olahraga dan musik.
Ketertarikan pada game dapat membantu anak-anak yang kesulitan menemukan topik untuk didiskusikan.

Berbeda dengan orang tua mereka, kebanyakan anak kecil melihat video game sebagai aktivitas sosial, bukan aktivitas yang menyendiri.
Video game menciptakan tempat bagi anak-anak kecil untuk berteman, bergaul, dan menyediakan waktu khusus dengan teman-teman.

Dalam penelitian di Review of General Psychology, kelompok remaja laki-laki mengatakan bahwa permainan sering menjadi fokus percakapan di antara teman sebayanya.
Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa anak-anak dengan ketidakmampuan belajar ringan cenderung memilih “mencari teman baru” sebagai alasan mereka bermain video game.

 

4. Video Game Dapat Mendorong Anak Berolahraga

Dalam penelitian yang sama, para pemain (khususnya anak laki-laki) berbicara tentang mempelajari gerakan baru dari video game olahraga dan mempraktikkannya di lapangan basket atau skateboard.
Beberapa mencoba olahraga baru setelah diperkenalkan kepada mereka di video game.

Seperti yang diungkapkan seorang anak laki-laki dalam kelompok penelitian,
“Dalam permainan yang nyata, yang sebagian besar merupakan permainan olahraga, kita melihat mereka melakukan permainan yang luar biasa.
Jika kita pergi ke luar dan mencobanya dan terus berlatih, kita bisa menjadi lebih baik.”

Penelitian menunjukkan bahwa bermain video game olahraga realistis (tidak termasuk pertarungan turnamen) menyebabkan peningkatan waktu untuk berolahraga di kehidupan nyata.

 

5. Video Game Dapat Mengenalkan Asyiknya Berkompetisi

Sangatlah normal dan sehat bagi anak-anak untuk bersaing dengan rekan-rekan mereka saat mereka berebut status dan pengakuan.
Dalam survei dan studi kelompok dengan remaja muda, “Saya suka bersaing dengan orang lain dan menang” adalah salah satu alasan paling populer untuk bermain video game—sekali lagi, terutama untuk anak laki-laki.

Video game adalah tempat yang aman untuk mengekspresikan dorongan kompetitif tersebut dan dapat memberi anak-anak yang tidak menyukai olahraga kesempatan untuk berprestasi.

 

6. Video Game Dapat Melatih Peluang Kepemimpinan

Anak-anak yang bermain video game dalam kelompok sering bergiliran memimpin dan mengikuti, tergantung pada siapa yang memiliki keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam permainan itu.
Menjelaskan dan mendemonstrasikan permainan sangatlah baik untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan seperti membujuk dan memotivasi orang lain dan menengahi perselisihan.

Selain itu, game multi-player online menawarkan remaja kesempatan langka untuk berpartisipasi, dan terkadang memimpin, tim beragam usia.
Dan tidak ada yang peduli berapa usia kita jika kita bisa memimpin tim menuju kemenangan.

 

7. Video Game Dapat Memicu Kreativitas

Ketika anak-anak masih kecil, ada banyak ruang untuk bermain imajinatif, mulai dari LEGO hingga boneka hingga imajinasi.
Tetapi masyarakat terkadang tidak menyukai saat pra-remaja dan remaja bermain video game.
Padahal video game memberi anak-anak kesempatan untuk melanjutkan permainan imajinatif.

Sebuah studi eksperimental yang diterbitkan dalam Creativity Research Journal menemukan hubungan antara video game tertentu dan kreativitas.
352 peserta bermain Minecraft dengan atau tanpa instruksi, menonton acara TV, atau bermain game mobil balap.

Para peneliti menemukan bahwa mereka yang bermain Minecraft tanpa instruksi menyelesaikan tugas-tugas berikutnya dengan kreativitas paling tinggi.
Peneliti berspekulasi ini mungkin karena mereka diberi kebebasan paling besar untuk berpikir sendiri saat bermain.

Dalam sebuah penelitian lain, gamer berusia 12 tahun diminta untuk menggambar, bercerita, mengajukan pertanyaan, dan membuat prediksi.
Semua anak menunjukkan kreativitas dan rasa ingin tahu yang tinggi.

 

8. Video Game Dapat Memberikan Kesempatan Mengajar

Kira-kira sepertiga dari anak-anak yang di penelitian mengatakan bahwa mereka bermain video game sebagian karena mereka suka mengajari orang lain cara bermain.
Seperti yang diungkapkan ayah seorang anak laki-laki selama penelitian, “Sebagian besar interaksi yang dimiliki putra saya dengan teman-temannya adalah tentang menyelesaikan situasi dalam permainan.
Ini semua tentang bagaimana kita pergi dari tempat ini ke tempat itu, atau mengumpulkan hal-hal tertentu yang dibutuhkan, dan menggabungkannya dengan cara yang akan membantu kita sukses.”

Beberapa anak mendapatkan menjadi tempat tujuan pemain lain karena tahu bagaimana mengalahkan bagian terberat dari sebuah permainan.
Mengajar orang lain membangun keterampilan sosial dan komunikasi, serta kesabaran.

 

9. Video Game Dapat Menyatukan Orang Tua dan Anak

Biarkan anak-anak mengajarkan cara bermain game favorit mereka pada Parents.
Bagian terbaik saat orang tua bermain video game bersama anak adalah melihat anak menjadi ahli dan berbagi keterampilan bermain game dengan orang tuanya—kebalikan dari peran orang tua-anak yang biasa.

Dengan semakin berkembangnya teknologi video game, tidak memungkiri akan banyak hal-hal rawan yang bisa muncul apalagi jika game berbasis online.
Namun, moderasi adalah kuncinya.
Permainan pun bisa dipilih yang sesuai minat anak karena tidak semua video game hanya tentang balap mobil atau perang.
Banyak game tentang memasak, dekorasi rumah, bahkan berkebun dan beternak.
Orang tua dituntut untuk tetap mendampingi anak dan mengatur jadwal bermain mereka agar mereka tidak kecanduan dan tetap bisa bermain di dunia nyata.

 

parents.com
understood.org