Mengajar anak-anak memang bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika anak-anak mulai tidak bisa diajak bekerja sama. Lari-lari di sepanjang kelas, asyik main dengan mainannya, atau justru hanya diam dan terlihat tidak tertarik dengan aktivitas di kelas. Setiap guru harus punya trik tersendiri untuk mengajak anak-anak belajar di kelas. Ketika ada anak menangis, misalnya, guru pun harus cepat tanggap dan tidak panik.

Apa yang bisa Anda lakukan ketika ada anak yang menangis di dalam kelas?

  1.       Cari Tahu Penyebabnya

Menangis adalah salah satu ekspresi wajar yang paling sering ditunjukkan oleh anak-anak. Penyebabnya pun bisa bermacam-macam, bisa jadi karena ingin diperhatikan atau punya masalah tertentu. Misalnya, ketika anak merasa takut dengan sesuatu, ia pasti akan menangis. Anak-anak yang tidak percaya diri juga sering menangis di sekolah karena tidak didampingi oleh orangtuanya. Lalu, bisa juga mereka menangis karena sakit. Untuk membuatnya berhenti menangis, setiap guru harus tahu apa penyebab anak menangis.

  1.       Hindari Marah, Mencubit dan Memukul

Memukul atau mencubit anak bukanlah sebuah tindakan yang benar. Salah-salah, Anda malah akan dituntut karena melakukan kekerasan fisik dan verbal di sekolah. Ketika anak menangis, marah pada anak juga justru akan membuatnya menangis lebih keras. Untuk itu, hindarilah hal-hal tersebut. meski jengkel karena keadaan kelas yang kacau, tetap kendalikan diri.  Lebih baik, cari cara lain untuk membuat anak berhenti menangis.

  1.       Ajak Bicara dengan Lembut

Cara terbaik untuk menangani anak yang menangis di dalam kelas adalah dengan mengajaknya bicara. Sebelumnya, buatlah anak tersebut berhenti menangis terlebih dahulu. Lalu, dengarkan apa keluhan anak, kemudian bantu anak bagaimana cara mengatasi masalahnya itu.

  1.       Jangan memberi label

Anak-anak menjadi sangat sering menangis karena bentukan dari lingkungannya. Bisa jadi, orangtuanya terlalu memanjakan anak sehingga anak menjadi mudah sekali menangis. Jangan pernah memberi label anak dengan sebutan “anak cengeng”. Label tersebut nantinya bisa terus melekat pada diri anak dan membuat anak merasa wajar jika terus-menerus menangis di kelas. Daripada memberinya label negatif, ada baiknya Anda terus mendukung dan memberinya nasihat agar menjadi anak yang mandiri dan berani.