Mempersiapkan Anak Kembali Ke Sekolah
Kembali ke sekolah selalu merupakan transisi besar.
Anak-anak yang memulai sekolah untuk pertama kalinya atau pindah ke sekolah baru tentu saja harus menghadapi penyesuaian terbesar.
Tetapi semua anak akan merasakan kegembiraan dan mungkin kecemasan tentang kenaikan kelas, guru baru, lingkaran sosial yang berubah, dan menghadapi lebih banyak tuntutan akademis.
Bahkan anak-anak yang belajar di rumah seringkali memulai program baru ketika tahun ajaran baru dimulai.
Kabar baiknya adalah bahwa dengan persiapan yang tepat Parents dapat menikmati minggu terakhir liburan dan dapat membuat minggu-minggu pertama sekolah lebih mudah untuk anak-anak (dan juga untuk Parents sendiri).
Begini caranya:
1. Mengunjungi sekolah atau ruang kelas sebelum hari pertama.
Ini sangat penting terutama jika anak masuk ke sekolah baru.
Mulai dengan melakukan perjalanan ke sekolah layaknya hari sekolah.
Jika anak akan diantar oleh selain orang tua, ajak pula pengantar.
Orang tua bisa meminta akses pada pihak sekolah untuk berkeliling selama beberapa saat.
Kunjungi juga perpustakaan, kamar mandi, kantin, aula dan fasilitas lainnya layaknya memberikan tur sekolah.
Akan sangat membantu juga jika Parents mencari tahu wali kelasnya atau kelas mana yang akan anak tempati.
Namun jika tidak, Parents tetap bisa menunjukkan sekolah dari sisi luar gerbang.
Semakin banyak anak melihat sekolah, semakin sedikit dia akan resah dengan rasa takut akan hal yang tidak diketahui, dan semakin nyaman perasaannya pada hari pertama.
2. Baca buku tentang memulai sekolah.
Cerita dengan karakter yang dapat dihubungkan dengan anak — terutama dengan karakter yang menghadiri hari pertama sekolah mereka — berguna untuk menghilangkan kegugupan di hari pertama dan memberikan dorongan kepercayaan diri jika diperlukan.
Parents dapat berdiskusi tentang apa yang anak rasakan atau pikirkan tentang tahun ajaran depan.
3. Diskusikan perasaan anak tentang sekolah, teman, guru, dan aktivitas baru.
Saat mendiskusikan kembali ke sekolah, Parents dapat mengukur pemikiran anak tentang sekolah.
Tanyakan kepada mereka apa yang mereka nantikan dan apa yang mereka minati untuk dipelajari, bersama dengan kekhawatiran apa pun yang mungkin mereka miliki.
(Beberapa anak mungkin khawatir akan diintimidasi, mencari teman baru atau pelajaran tertentu misalnya.)
Saat Anda berbicara dengan anak Anda, ingatlah bahwa tugas terpenting orang tua adalah mendengarkan.
Anak-anak, seperti kita semua, perlu mengungkapkan kekhawatiran dan frustrasi mereka kepada pendengar yang penuh kasih, meskipun tidak ada solusi yang baik untuk apa yang mengganggu mereka.
Jadi, jika anak menunjukkan rasa tidak nyaman, Parents dapat mengatakan:
“Kamu khawatir tentang itu, ya? Ceritakan lebih banyak. Apa hal terburuk tentang itu?”
Orang tua adalah tempat yang aman bagi anak untuk mengungkap kekhawatiran mereka, yang seringkali membuat kekhawatiran itu mencair.
Namun, ada baiknya untuk bertanya pendapat mereka bagaimana mereka akan menanganinya, jika kekhawatiran itu benar-benar terjadi.
Tujuan Parents adalah selalu untuk membantu anak menemukan sumber daya mereka sendiri, dan untuk membantu mereka mengingat bahwa mereka memiliki akses ke sumber daya luar yang akan tersedia dengan mudah untuk membantu mereka.
Mereka tidak akan dibiarkan sendiri untuk mengatasi apa yang mereka khawatirkan.
Jika itu terjadi, mereka akan menanganinya, atau mereka akan mendapatkan bantuan untuk menanganinya.
4. Tetapkan tujuan bersama anak untuk tahun ajaran yang akan datang.
Sama seperti orang dewasa yang membuat resolusi untuk tahun baru, siswa juga dapat melakukan hal yang sama untuk tahun ajaran baru.
O’Connor, guru kelas 3, merekomendasikan untuk memilih “kata-kata fokus” dengan anak setiap bulan yang mewakili tujuan mereka.
“Karena anak-anak masih mempelajari konsep waktu, tetapkan kata untuk setiap bulan,” katanya.
“Untuk mencerminkan pengalaman kembali ke sekolah mereka, kata-kata yang dipakai mungkin termasuk ‘persahabatan’, ‘ketekunan’, atau ‘kebaikan’.”
Orang tua kemudian dapat menggunakan kata-kata ini untuk memulai percakapan di rumah tentang pengalaman dan kemajuan anak.
“Ini memungkinkan orang tua masuk ke dalam percakapan dengan anak mereka,” kata O’Connor.
“Ajukan pertanyaan seperti, ‘Apa salah satu caramu mempraktekan kata bulan ini, ‘persahabatan’ di sekolah tadi?’
Anak mungkin menjawab, ‘Aku melihat seseorang bermain sendirian, jadi aku pergi dan bertanya apakah dia ingin main bersama.’”
5. Berlatih mengucapkan selamat tinggal.
Bagi banyak anak, tantangan terbesar adalah mengucapkan selamat tinggal kepada Parents.
Atur perpisahan kecil untuk berlatih mengucapkan selamat tinggal, dan kembangkan rutinitas perpisahan, seperti pelukan dan ucapan semangat seperti: “Aku mencintaimu, kamu mencintaiku, semoga harimu menyenangkan dan sampai jumpa jam 3!”
Parents mungkin memberi anak tanda mata untuk dipegang yang mengingatkannya pada Parents, seperti kartu dengan catatan cinta, syal, atau batu kecil yang ditemukan bersama di pantai, yang dapat dia simpan di sakunya.
Kebanyakan anak suka memiliki foto keluarga di ransel mereka. Pastikan untuk menggunakan saran di atas untuk membantu ikatannya dengan guru barunya; dia perlu mengalihkan fokus keterikatannya dari Anda ke guru jika dia berhasil melepaskan Anda.
6. Kembalikan anak ke jadwal tidur lebih awal jauh sebelum sekolah dimulai.
Kebanyakan anak mulai begadang di hari-hari liburan.
Namun bila Parents harus membangunkan anak untuk sekolah di pagi hari, maka anak belum cukup tidur.
Anak-anak membutuhkan 9 1/2 hingga 11 jam tidur setiap malam, tergantung pada usia dan fisiologi masing-masing.
Membuat anak-anak kembali ke jadwal mereka tertidur lelap pada jam 9 malam, sehingga dapat bangun sendiri pada jam 6 pagi untuk sekolah, membutuhkan waktu beberapa hari untuk beradaptasi.
Memaksakan jadwal tidur baru pada malam sebelum sekolah dimulai akan menghasilkan seorang anak yang tidak siap untuk tidur lebih awal, ketiduran di pagi itu dan dengan kegelisahan sebelum sekolah.
Jadi awasi kalender dan mulailah bergerak sedikit lebih awal setiap malam dengan meminta anak-anak membaca di tempat tidur selama satu jam sebelum lampu padam, yang juga bagus untuk keterampilan membaca mereka.
7. Bangun kemampuan otak anak dengan membaca selama liburan.
Orang tua tidak perlu memulai sekolah sebelum tahun ajaran dimulai dengan mengeluarkan flash cards atau menugaskan mereka mengerjakan soal matematika.
Di sisi lain, penelitian menunjukkan bahwa anak-anak banyak lupa selama liburan panjang. (Jangan khawatir, mereka juga belajar banyak dari bermain!)
Jika anak telah membaca selama liburan, selamat! Jika belum, inilah saatnya untuk memulai.
Kunjungi perpustakaan dan biarkan dia memilih beberapa buku yang akan dia sukai.
Siapkan sudut buku di rumah selama liburan untuk mengembangkan rutinitas membaca sehingga mereka akan memiliki tempat membaca ketika mereka pulang dari sekolah kelak.
Pastikan ruangan tersebut memiliki rak atau keranjang dengan buku-buku yang mungkin ingin dibaca anak selanjutnya.
Pertimbangkan buku-buku dalam seri yang sama atau dari berbagai genre: Puisi, novel grafis, fiksi sejarah, misteri, dan biografi semuanya penting untuk memperkenalkan anak pada kata-kata dan dunia baru.
Selain memberikan akses ke berbagai pilihan sastra, pastikan untuk menyimpan kertas dan pensil di dekat mereka agar anak dapat menggambar atau menulis tentang buku mereka jika mereka mau.
Perkenalkan gagasan bahwa selama sisa liburan setiap orang dalam keluarga akan membaca selama satu jam setiap hari.
8. Biarkan anak memilih perlengkapan sekolahnya sendiri.
Menetapkan barang-barang sebagai “kembali ke sekolah”, seperti pakaian atau ransel, menjadikan persiapan tahun ajaran sebagai ritual dan dapat memicu kegembiraan.
Parents dan anak juga dapat memilih buku baru selama waktu ini — dan judulnya tidak harus tentang sekolah.
Menambah koleksi perpustakaan anak di setiap awal tahun ajaran bisa menjadi tradisi tahunan dengan tujuan untuk memulai kembali dan mengatur ulang pola pikir anak.
Apakah anak baru memulai taman kanak-kanak atau memulai kelas baru, ada banyak hal yang harus dilakukan untuk mempersiapkan tahun depan, termasuk memeriksa ketakutan, kecemasan, dan kekhawatiran mereka.
Pastikan anak-anak – termasuk remaja – menyiapkan pakaian pada malam sebelumnya, semua orang cukup tidur, paginya makan siang sudah disiapkan dan sarapan yang sehat.
Rencanakan untuk tiba di sekolah lebih awal sehingga Parents memiliki waktu untuk perpisahan yang berarti.
Dan jangan lupa foto “hari pertama sekolah” sebelum berangkat!
Berbagai sumber
Recent Comments