Resolusi Tahun Baru Untuk Anak-anak

Bagi banyak dari kita, Tahun Baru berarti saatnya untuk mengevaluasi hidup kita dan memperbaiki apa yang tidak kita sukai.
Baik itu pola makan, rutinitas olahraga, atau kecenderungan untuk menunda-nunda, selalu ada ruang untuk perbaikan di tahun mendatang.
Kita tidak hanya mendapat manfaat dari resolusi Tahun Baru; anak-anak kita juga dapat belajar banyak tentang disiplin diri dan nilai membuat tujuan.

Hari Tahun Baru adalah waktu untuk merayakan awal yang baru, dan anak-anak usia sekolah dasar berada pada tahap ideal untuk belajar membuat resolusi, kata para ahli.
“Mereka masih cukup muda sehingga kebiasaan mereka tidak kuat,” kata Christine Carter, Ph.D., penulis Raising Happiness: 10 Simple Steps for More Joyful Kids and Happier Parents, dan seorang guru untuk kelas online tentang membantu anak-anak mengembangkan kebiasaan kebahagiaan.
“Mereka sudah cukup dewasa untuk berpikir tentang apa itu resolusi Tahun Baru dan membuatnya sendiri—namun orang tua masih bisa membantu membimbing mereka.”

Jennifer Kolari, terapis orang tua dan anak serta penulis Connected Parenting, mengatakan, “Mereka mulai berhati-hati dan memahami perspektif orang lain.
Mereka melakukan hal-hal lebih mandiri, dan mulai terbuka untuk tujuan yang lebih luas dari bagaimana menjadi diri mereka yang terbaik.”

Membuat resolusi dengan anak-anak bisa menyenangkan dan mengasyikkan, menjadikan ini waktu untuk tumbuh dan berubah, dan kesempatan untuk mempererat ikatan keluarga.
Berikut adalah beberapa cara praktis untuk membantu anak-anak yang sedang tumbuh membuat tujuan yang dapat dicapai untuk tahun baru.

 

Jadilah Teladan

Sebagai orang tua, penting untuk mempraktikkan apa yang Parents katakan.
“Apakah Parents percaya pada membuat dan menjaga resolusi?” tanya Robin Goodman, Ph.D., seorang psikolog klinis dan terapis seni yang telah menulis buku tentang anak-anak dan stres.
“Orang tua harus memberikan contoh agar pembicaraan menjadi efektif.”

Infokan resolusi Parents sendiri ke keluarga. “Ini adalah hal yang hebat untuk dilakukan sebagai satu keluarga,” kata Kolari.
“Begitulah cara kami melakukannya dengan ketiga anak kami. Anak-anak mengharapkan orang tua sebagai contoh untuk mempelajari cara melakukan hal ini.”

“Jika yang orang tua inginkan adalah anak-anak berangkat sekolah lebih awal, orang tua perlu memperbaiki diri sendiri,” kata Dr. Carter.
“Saya melihat bahwa ketika saya secara konsisten siap pada saat saya ingin pergi; adalah mungkin untuk meminta anak-anak saya melakukan perubahan.
Jangan meminta mereka melakukan lebih dari yang ingin kita lakukan.”

 

Pertahankan Pendekatan Positif untuk Resolusi

Ada perasaan selebrasi untuk menetapkan resolusi pada Tahun Baru yang tidak ada di waktu lain dalam setahun.
“Ini tentang kebahagiaan!” kata Meg Cox, penulis The Book of New Family Traditions: How to Create Great Rituals for Holidays and Everyday.
“Tampilkan dengan optimis: Setiap hari adalah hari yang baru, dan kita memiliki kesempatan untuk menemukan kembali diri kita sendiri.
Perhatikan nada bicara. Jika orang tua mengatakannya dengan nada yang menghukum dan memaksa, mereka tidak akan mendengarkan.”

Mulailah dengan membahas hal-hal positif yang dicapai anak-anak tahun lalu.
“Alih-alih menunjukkan kekurangan, jadilah sejarawan dari kesuksesan mereka sebelumnya,” kata Dr. Carter.
“Tunjuk ke titik terang di mana mereka melakukan sesuatu dengan baik.”

Mintalah mereka memikirkan hal-hal yang dapat mereka lakukan sekarang yang tidak dapat mereka lakukan tahun lalu.
Katakanlah anak Parents yang berusia 10 tahun belajar memainkan lagu yang sulit di piano.
Apakah kesuksesan itu muncul karena mereka mendorong diri mereka sedikit lebih keras?
Ingatkan mereka seberapa jauh upaya ekstra itu membawa mereka.
Tanyakan kepada anak, “Bagaimana kamu bisa mentransfer kesuksesanmu di piano ke hal lain?”

Selanjutnya, lihat ke masa depan dan tanyakan, “Hal-hal hebat apa yang ingin kamu lakukan tahun ini? Apa yang ingin kamu tingkatkan?
Apa yang akan membuat hidupmu lebih baik dan lebih bahagia?”

 

Hindari Mendikte Resolusi

Pertanyaan besar yang dimiliki orang tua saat ini: Haruskah orang tua membuat resolusi untuk anak? Kebanyakan ahli mengatakan tidak.
Orang tua dapat memandu dan menyarankan kategori umum untuk perubahan, membantu anak mengklarifikasi tujuan, dan memastikannya sesuai dengan usia, tetapi anak-anak harus membuat resolusi sendiri.
Beginilah cara mereka mengambil kepemilikan atas tujuan mereka dan belajar membuat rencana.

Langkah pertama adalah mendengarkan, kata Kolari.
“Tanyakan kepada mereka apa yang mereka inginkan untuk diri mereka sendiri.”

Tetap saja, kebanyakan anak membutuhkan sedikit bimbingan.
Munculkan tiga atau empat kategori besar—seperti tujuan pribadi, tujuan persahabatan, tujuan membantu, dan tujuan sekolah—dan biarkan mereka mengisi secara spesifik.
Cox, yang juga mengajar lokakarya tentang tradisi keluarga, menyarankan agar orang tua bertanya, “Apakah ada hal-hal yang dapat kamu lakukan dengan lebih baik atau berbeda?
Misalnya, bagaimana kamu harus menjaga diri sendiri atau memperlakukan orang lain?”
Jika mereka belum bisa menjawab, Parents dapat memberikan beberapa contoh, seperti bersikap lebih baik kepada saudara kandung, lebih sering berbagi dengan teman, atau lebih banyak membantu di rumah.

Anak-anak mungkin juga memasukkan apa yang disebut Kolari sebagai “tujuan material”, seperti mengoleksi mainan.
“Jangan katakan, ‘Itu bukan tujuan yang baik,'” katanya.
Bersikaplah terbuka terhadap apa yang penting bagi mereka.
“Ini cara yang bagus untuk melakukan percakapan yang bermakna dengan anak-anak dan melihat apa yang mereka pikirkan.”

 

Persempit Daftar Resolusi

Hal yang penting adalah jangan membuat terlalu banyak resolusi.
“Sejujurnya, dua atau tiga resolusi itu masuk akal,” kata Kolari.

“Kami tidak ingin mengajari anak-anak kami tentang membuat daftar besar resolusi dan tidak menindaklanjutinya,” kata Dr. Carter.
“Jadi bantu anak mempersempitnya menjadi beberapa hal untuk difokuskan.”

Ambil selembar kertas baru dan mintalah anak menuliskan tiga resolusi teratas mereka, sisakan ruang besar di antara masing-masing untuk memasukkan langkah-langkah praktikal untuk mencapainya.
Bantu anak membuatnya realistis dan sesuai usia.

“Buat resolusi yang konkret, spesifik, dan dapat dikelola,” kata Dr. Goodman.
“Sama seperti orang dewasa, resolusi yang tidak jelas tapi terdengar bagus tidak membuat perubahan.
Misalnya, ‘Saya akan berperilaku lebih baik’ terlalu umum dan akan tidak dilanjutkan dengan cepat.”
Pastikan tujuan yang berada dalam jangkauan mereka, sehingga mereka tidak putus asa.

Beberapa resolusi realistis untuk anak-anak mungkin seperti “Saya akan menjaga kamar saya lebih rapi”, “Saya akan menjadi teman yang lebih baik”, “Saya akan membaca lebih banyak”, atau “Saya akan menjadi lebih baik di tenis.”
Bahkan ini adalah resolusi luas yang perlu dipecah menjadi bagian langkah demi langkah yang bisa dilakukan.

Biarkan anak membuat daftar itu menyenangkan dan personal, mungkin dengan memberi ilustrasi yang membuat mereka lebih termotivasi.

 

Ambil Langkah Kecil Menuju Resolusi Besar

Mengubah niat baik menjadi kebiasaan adalah “salah satu keterampilan terpenting yang dapat kita ajarkan kepada anak-anak kita,” kata Dr. Carter.
“Itu adalah kunci kebahagiaan dalam hidup.” Dia menyarankan agar orang tua membantu anak-anak memecahkan resolusi mereka menjadi “langkah kura-kura yang sangat mudah”.
“Disiplin diri seperti otot yang tumbuh perlahan,” katanya. “Jika kita melakukan terlalu banyak pada awalnya, kita akan lelah dan tidak berhasil.”

Dr Carter mengatakan butuh enam minggu untuk menciptakan kebiasaan.
Misalnya, jika resolusi anak adalah “Saya akan menjaga kamar saya lebih rapi”, mereka harus menuliskan enam langkah kecil yang mudah dan berlatih satu langkah setiap minggu.
“Minggu pertama dia meletakkan sepatunya di lemari, minggu kedua dia mengambil bantalnya dari lantai, dan seterusnya,” kata Dr. Carter.
Mintalah anak-anak mengisi ruang di daftar besar mereka dengan langkah-langkah kecil ini.

Dr. Goodman juga percaya dalam membagi resolusi yang luas menjadi langkah-langkah yang spesifik dan mudah dilakukan. Contohnya:

– Saya akan membantu lebih banyak di sekitar rumah … dengan mengatur meja untuk makan malam.
– Saya akan meningkatkan kemampuan membaca saya… dengan membaca 15 menit sebelum tidur.
– Saya akan makan lebih banyak makanan sehat… dengan makan satu buah saat sarapan dan satu sayur saat makan malam.

Tidak apa-apa untuk memeriksa dengan anak-anak setiap minggu dan mengakui apa yang mereka lakukan, tetapi Dr. Carter menyarankan agar tidak memberikan hadiah yang nyata.
“Orang tua tidak bisa menyuap anak-anak untuk melakukan ini. Begitu orang tua memberi hadiah, anak-anak akan kehilangan tujuan mereka.”

 

Tindak Lanjuti Secara Berkala

Periksa secara berkala tentang apa yang mereka lakukan.
“Jangan khawatir tentang penyimpangan. Selalu beri mereka harapan. Akan ada satu atau dua hari yang tidak berhasil.
Atau mungkin keluarga pergi berlibur dan tidak bisa berlatih. Itu bukan kegagalan; itu bagian dari mencoba.
Tidak ada perubahan besar yang dicapai dengan sempurna,” kata Dr. Carter.

“Cobalah untuk tidak cerewet tentang ini,” kata Kolari.
Jika anak tidak membuat kemajuan dalam suatu resolusi, “pertama-tama tegaskan betapa sulitnya hal itu:
‘Sepertinya ini ide yang bagus, tetapi tidak mudah untuk dilakukan.’ Lalu tanyakan, ‘Apa yang menghalangi progresmu?’ Kemudian bantu mereka bersemangat lagi.”
Kolari menyarankan untuk membingkai resolusi di dinding sebagai pengingat.

Cox setuju. “Pastikan resolusi dapat diakses sehingga semua dapat menemukannya dengan mudah.
Keluarga dapat mengadakan tradisi setiap bulan di mana setiap anggota keluarga berbicara tentang progres resolusi.”

Tentu saja, jika rencana tersebut tidak berhasil, kita selalu dapat menyesuaikannya. “Jika tersesat,” kata Dr. Goodman, “cari cara lain untuk sampai ke sana.”

Itulah yang terjadi ketika putri Dr. Carter menetapkan tujuan bersiap-siap ke sekolah 15 menit lebih awal setiap pagi.
“Dia memikirkan enam langkah kura-kuranya, tetapi ternyata tidak semudah itu. Beberapa di antaranya tidak cukup nyata.
Jadi dia menghapusnya dan menggantinya dengan yang lebih mudah. ​
Dia melakukan separuh sampai tujuannya selesai.
Indahnya membiarkan anak-anak memilih tujuan mereka sendiri adalah bahwa mereka menginginkannya untuk diri mereka sendiri.”

 

Buat Resolusi Untuk Keluarga

Resolusi juga mendekatkan keluarga, terutama ketika kita memutuskan untuk menetapkan tujuan bersama.
Keluarga dapat merencanakan untuk melakukan satu kegiatan amal dalam sebulan dan melakukan brainstorming tentang apa itu.
Contohnya seperti memungut sampah di taman atau menyumbangkan pakaian dan mainan bekas ke tempat penampungan.
“Selama mengerjakannya bersama sebagai keluarga, itu bagus,” kata Kolari.

Gagasan lainnya adalah agar setiap orang membuat dua resolusi Tahun Baru pribadi dan dua resolusi keluarga bersama seperti,
“Ayo lebih sering mengunjungi Nenek” atau “Ayo rencanakan perjalanan ke Disney World”.

Banyak orang tua menyarankan melakukan tindakan kebaikan sebagai bagian dari resolusi Tahun Baru keluarga.
“Kebaikan adalah kebiasaan penting,” kata Dr. Carter. “Ini sangat positif secara universal.
Ketika anak-anak secara sadar berlatih menjadi lebih baik, itu membuat mereka menjadi orang yang lebih bahagia dan membuat dunia tempat yang lebih baik.
Orang tua tidak dapat memaksa anak-anak untuk bersikap baik, tetapi dapat memberi contoh dan melontarkan ide lalu berharap mereka akan terinspirasi .”

 

Jadikan Resolusi Tahun Baru sebagai Tradisi

Keluarga jadi lebih dekat saat duduk bersama berdiskusi tentang resolusi tahun baru.
Kegiatan ini akan jadi lebih bermakna saat dijadikan sebuah tradisi.
Parents bisa menambahkan hal-hal kecil seperti memutar musik dan memasak camilan.

 

Contoh Resolusi Tahun Baru yang Baik untuk Anak-Anak

Berikut adalah beberapa saran untuk resolusi Tahun Baru yang bisa dilakukan anak-anak.

“Saya akan minum dua gelas susu setiap hari, bukan soda atau sirup.” Atau, “Saya akan makan dua potong buah saat makan siang setiap hari.”
Ini hanyalah dua contoh resolusi yang sehat namun harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
“Targetkan area yang orang tua dan anak perlu perbaiki dan diskusikan mengapa itu penting,” kata Kristen Eastman, PsyD, seorang psikolog klinis anak di Cleveland Children’s Hospital.
Jadi, jika ingin makan lebih sedikit makanan cepat saji, bicarakan tentang apa yang akan dimakan sebagai gantinya.
Jika perlu makan lebih banyak sayuran, sepakati jumlah tertentu untuk minggu itu, dan seterusnya.

“Aku akan bergabung dengan tim sepak bola.” Atau, “Aku akan pergi ke kelas yoga bersama Ibu pada hari Sabtu.”
Meningkatkan aktivitas fisik selalu merupakan resolusi yang baik, tetapi Dr. Eastman mengatakan kata “olahraga” bisa jadi membosankan.
“Jika orang tua membuatnya terdengar menyenangkan, itu akan lebih melekat.”

“Kita akan membaca selama 30 menit sebelum tidur daripada menonton TV.”
Tidaklah cukup hanya mengatakan, “Kami akan mengurangi screentime.”
Hitung berapa banyak yang akan dikurangi dan apa yang akan dilakukan sebagai gantinya.

“Aku akan menyiapkan meja untuk makan malam setiap malam.” Atau, “Saya akan membantu membersihkan kamar saya seminggu sekali.”
Berkomitmen pada tugas selalu tepat karena dapat membuat anak merasa dibutuhkan dan berguna.
Plus, orang tua akan mendapatkan sedikit bantuan di sekitar rumah!

“Aku akan melakukan satu tindakan kebaikan secara acak dalam seminggu.” Atau, “Saya akan berbicara dengan satu orang di sekolah yang belum pernah saya temui setiap minggu.”
Resolusi sosial juga harus disesuaikan dengan anak dan area yang ingin mereka tingkatkan.
Jadi, anak yang pemalu kemungkinan besar memiliki resolusi yang berbeda (seperti contoh kedua di atas) dibandingkan dengan anak yang berupaya bersikap lebih baik kepada anak lain.

“Kami akan memulai program daur ulang di rumah.” Atau, “kita akan mempersingkat waktu mandi kita menjadi hanya sepuluh menit untuk menghemat air.”
“Sebagai sebuah keluarga, putuskan apa artinya hidup ramah lingkungan dan bagaimana menerjemahkannya menjadi tujuan keluarga yang masuk akal,” kata Dr. Eastman.

“Aku akan belajar cara membuat kue cokelat.” Atau, “Saya akan belajar cara bernyanyi.”
Mempelajari keterampilan baru selalu merupakan resolusi menarik yang dinanti-nantikan semua orang.

“Kami akan mengadakan malam permainan setiap hari Jumat.” Atau, “kita akan sarapan bersama pada hari Minggu pagi setelah gereja.”
Berkomitmen untuk menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga untuk bersenang-senang (ini mungkin yang paling mudah dilakukan!).

Bagaimanapun keluarga kita mencapai resolusi, bagian terbaiknya adalah kita melakukannya bersama dan belajar bagaimana mengelola peran orang tua tidak hanya dalam keluarga tetapi juga di dunia yang lebih luas.

Berbagai Sumber