Rasa kehilangan dan duka akan menjadi bagian hidup anak-anak juga
di suatu hari nanti.
Sebagian besar anak akan menyadari kematian entah kematian keluarga, teman
ataupun binatang peliharaan. Namun banyak pula anak-anak yang lebih muda yang
belum memahami bahwa kematian adalah hal permanen.
Proses anak berduka tentu berbeda dengan orang dewasa.
Terkadang anak tidak memperlihatkan rasa duka di suatu waktu tapi di
waktu yang lain dia menjadi begitu terpukul dan meluapkan emosi.
Ini terjadi karena anak-anak belum mampu mengatasi rasa sedih
untuk waktu yang lama.
Sehingga orang tua perlu lebih sensitif terhadap perubahan sikap yang
terjadi pada anak setelah mengalami momen kehilangan.

Tanda-tanda anak yang sedang berduka dan kehilangan
1. Anak menjadi lebih tergantung pada orang dewasa.
Setelah kehilangan seseorang (atau hewan peliharaan), anak-anak
mungkin akan menunjukkan sisi ketergantungan yang berlebih.
Mereka mungkin bisa meminta tolong untuk melakukan hal-hal
yang sudah bisa mereka lakukan sendiri.

2. Terlihat lebih kesulitan dalam konsentrasi daripada
sebelumnya.
Kadangkala anak-anak akan kesulitan dalam berkonsentrasi
bahkan saat melakukan kegiatan sehari-hari. Mereka juga
bisa kesulitan mengambil keputusan dan mudah
terdistraksi atau bahkan menjadi sering melamun.

3. Menunjukkan kemunduran di bidang akademik.
Banyak anak yang berduka menjadi kesulitan juga
untuk fokus di sekolah. Mereka menjadi sulit untuk
belajar bahkan untuk mata pelajaran yang mereka
sukai.

4. Mengalami gangguan tidur.
Beberapa anak mengalami mimpi buruk yang berhubungan
dengan kematian. Beberapa anak akan kesulitan untuk
tidur dan takut tidak akan bisa bangun lagi.
Anak-anak yang lebih muda mungkin akan meminta untuk
tidur dengan orang tua atau saudaranya.

5. Memperlihatkan perasaan cemas akan ditinggalkan
oleh orang lain dalam hidupnya.
Anak-anak terkadang dapat menunjukkan kecemasan akan banyak
hal namun terutama yang berhubungan dengan kehilangan orang
di sekitar mereka.
Mereka bisa merasa ditinggalkan oleh orang yang baru saja
meninggal dan takut ditinggalkan oleh yang lain.

6. Mengalami perubahan sikap menjadi lebih negatif dan
menyalahkan diri sendiri.
Anak-anak dapat pula mengalami perubahan yang
menjurus pada sikap yang negatif seperti menjadi
sering membentak, berteriak atau bersikap kurang
ramah pada teman-teman yang sering dia ajak main.
Mereka juga bisa berpikir bahwa tindakan tertentu
yang telah mereka lakukan adalah alasan dari kematian
seseorang dan menyalahkan diri mereka sendiri atas hal itu.

7. Ada perubahan di cara mereka bermain.
Saat bermain, mungkin mereka akan berpura-pura boneka mereka
mati dan hidup lagi. Mereka juga bisa menggambar hal-hal
yang berhubungan dengan kematian.

Bagaimana caranya membantu anak-anak mengatasi rasa duka
& kehilangan?

Tidak mudah bagi orang dewasa untuk mengatasi rasa duka
dan bagi anak-anak hal tersebut juga sulit.
Sehingga mereka perlu bantuan untuk mengatasi rasa kehilangan
mereka.
Berikut beberapa strategi yang orang tua bisa lakukan.

1. Bersikap jujur
Menggunakan istilah seperti ‘Kita sudah kehilangan….’ atau
‘….sekarang sedang tidur’ dapat membuat anak-anak bingung.
Penting bagi anak-anak untuk mengerti bahwa orang yang meninggal
tidak hanya sekedar tidur tapi tubuhnya sudah tidak dapat berfungsi
lagi dan tidak akan kembali.
Tentu saja orang tua tidak perlu menjadi sangat rinci dalam menjelaskan
tentang kematian namun berpegang pada kejujuran tetaplah penting.

2. Mengakui perasaan kehilangan
Menunjukkan dan mengakui rasa duka juga penting dalam mengatasi
kehilangan itu sendiri.
Jika diperbolehkan dan jika anak mau, ajak dia ke pemakaman.
Cara lain adalah dengan berdoa bersama untuk orang yang telah
meninggal, menyalakan lilin, atau membuat scrapbook tentang
memori bersama juga bisa dilakukan.

3. Bersabar
Siklus rasa duka anak sedikit berbeda dengan orang dewasa.
Kadang mereka sudah terlihat tenang namun beberapa saat
setelahnya mereka menjadi emosi lagi.
Orang tua perlu bersikap sabar dan terus memberikan
penghiburan dan terus bersikap jujur saat anak menunjukkan
sikap duka mereka.

4. Menjaga diri sendiri
Anak-anak akan melihat bagaimana orangtuanya mengatasi rasa
duka mereka, sehingga penting bagi orang tua untuk menjaga
diri sendiri. Parents bisa bercerita tentang rasa duka Parents
namun hindari membebani anak dengan terlalu banyak masalah
orang dewasa. Jika diperlukan, orang tua bisa mencari bantuan
profesional untuk mengatasi rasa duka Parents.

5. Memberikan info pada sekolah dan atau pengasuh
Guru dan pengasuh perlu diberi info akan kehilangan
yang sedang anak alami. Sebutkan juga pada siapa mereka
bisa memberikan info jika anak terlihat menunjukkan
tanda-tanda kesulitan emosi.

6. Baca buku tentang rasa duka
Buku dengan cerita tentang kehilangan dan rasa duka dapat
membantu anak-anak. Orang tua perlu siap jika anak-anak
mengajukan pertanyaan namun jika kesulitan menjawab,
bersikap jujur dan tidak masalah jika Parents merasa tidak
akan jawabannya.
Salah satu buku yang bisa dibacakan adalah “The Heart and the Bottle”
karya Oliver Jeffers. Review dan sinopsis singkat buku ini bisa dibaca
di Instagram kami @think_e.id dan cerita lengkapnya bisa ditonton
di kanal YouTube kami think-e Official Channel.

Tidak ada linimasa mutlak dalam mengalami rasa duka.
Sering terjadi pula anak-anak menunjukkan tanda-tanda
kehilangan bertahun-tahun setelah kematian seseorang.
Orang tua perlu terus memberikan dukungan dan penghiburan
yang mereka butuhkan.