Lebih dari 1 tahun anak-anak mengikuti Pembelajaran Jarak Jarak (PJJ). Kini, beberapa daerah sudah memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan prokes ketat. Belajar di sekolah dengan berbagai protokol di masa pandemi rawan menimbulkan stress bagi anak. Apa saja yang orang tua bisa lakukan untuk membantu transisi anak-anak?

1. Latih sikap fleksibel anak.
Peraturan pemerintah masih bisa berubah-ubah dan ini bisa membuat anak bingung. Jelaskan dan ajarkan sikap
fleksibel agar mereka siap dengan berbagai kemungkinan.

2. Perkuat komunikasi dengan anak dan juga guru.
Anak-anak bisa merasa cemas harus belajar di sekolah tanpa keluarga, pastikan mereka didengar dan guru juga
memahami situasi mereka.

3. Perhatikan tanda-tanda anak mulai stress.
Ada kemungkinan, situasi yang berbeda di sekolah dan di rumah menimbulkan stress pada anak. Apa saja tanda-tandanya?
a. Perubahan sikap dan kegiatan sehari-hari yang tiba-tiba.
b. Berkurangnya atau bertambahnya berat badan secara cepat.
c. Kesulitan memahami pelajar dan atau sering tidak mengerjakan PR.
d. Bersikap menantang, agresif atau terlalu impulsif.
e. Terlalu lama tidur atau tidur terlalu sebentar.
f. Menunjukkan tanda-tanda depresi seperti: Mulai sering menyendiri, self-injury, berbicara atau menulis tentang kematian.

Masa-masa bersekolah adalah masa penting bagi anak-anak.Sayangnya, anak-anak harus beradaptasi dengan berbagai protokol baru di saat pandemi masih merajalela. Dengan beberapa tips di atas, orang tua bisa membantu transisi anak yang mulai kembali ke sekolah sehingga mereka memiliki waktu belajar yang tetap optimal dan berkualitas.